Kamis, 24 Mei 2012

Intoksikasi Jengkol


INTOKSIKASI JENGKOL


BAB I    PENDAHULUAN
1.1.      Batasan
Intoksikasi jengkol adalah suaut keadaan keracunana yang disebabkan oleh makan jengkol, yang ditanfai dengan oligouria / anuria akibat obstruksi kristal asam jengkol pada traktur urinarius.
1.2.      Patofisiologi
            Asam jengkol yang merupakan salah satu komponene unsur kimia disamping metionin dan sistein yang dijumpai dalam buah jengkol yang dimakan dan diekskresikan melalui ginjal. Pada pH urin yang asam, asam jengkol akan mengendap membentuk kristal. Kristal asam jengkol dapat menyumbat tubuli renis, sitem calyx dan ureter dan infiltra urin dengan segala akibatnya
1.3.      Gambaran Klinis
            Biasanya penderita datang dengan keluhan kolig ginjal uretra, urin bercampur darah atau anuria sedangkan anak laki-laki dapat terjadi retensi urin akut, nafas umumnya berbau jengkol. Gejala-gejala ini timbul umumnya dalam 48 jam setelah makan buah jengkol mentah ataupun yang telah dimasak.
1.4.      Kriteria Diagnosa
§  Makan jengkol
§  Adanya gejala : sakit perut, muntah-muntah, sakit pinggang, sakit waktu kencing, urin sedikit atau tidak ada, urin merah atau keluar cairan putih waktu kencing
§  Mulut dan nafas berbau jengkol.
§  Ditemukan kristal jengkol (putih) diuretra.
§  Kadang-kadang ditemukan infiltrat urin di sekitar penis / skrotum.
§  Kadang-kadang disertai dengan tana gagal ginjal akut.
1.5.      Pemeriksaan Laboratorium
            Kristal asam jengkol seperti sapu lidi dalam sediment urin, pH urin, fungsi ginjal, elektrolit, keseimbangan asam basa dan cairan.
1.6.      Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan urin segar : bau jengkol, ditemukan kristal asam jengkol, pemeriksaan terhadap gagal ginjal akut terutama terhadap obstruksi saluran kemih yaitu USG dan bila perlu IVP dosis ganda.
1.7.      Diagnosa Banding
§  Keracunan jengkol ringan      : disuria, sakit pinggang, urin berwarna merah.
§  Keracunan jengkol berat        : oligouria.
§  Keracunan sangat berat          : anuria
1.8.      Penatalaksanaan
  • Derajat ringan : tidak perlu dirawat, minum banyak, berikan bikarbonat natrikus peroral dengan dosis 1-2 g/hari dibagi dalam 4 dosis.
  • Derajat berat : infuse bikarbonat natrikus 1,5 % dengan memperhatikan kebutuhan cairan, kalori, protein dan elektrolit. Bila perlu lakukan pencucian buli-buli dengan bikarbornat natrikus 1,5 % melalui kateter buli-buli.
  • Derajat gagal ginjal akut (GGA) : penatalaksanaan sesuai dengan GGA, bila progesif dilakukan dialysis peritoneal.
  • Antibiotic profilaksis

Tidak ada komentar: