Sabtu, 05 Mei 2012

Toksisitas Metanol


 Metanol
            Alkohol jenis ini mempunyai struktur paling sederhana, tetapi paling toksik pada manusia dibanding dengan jenis alkohol lainnya. Methanol secara luas digunakan pada industri, rumah tangga, pelarut cat, anti beku dan sebagai bahan bakar. Terjadinya keracunan pada orang biasanya karena sengaja diminum, atau produk yang mengandung methanol dan beberapa laporan terjadi keracunan melalui kulit maupun pernafasan.
            Keracunan methanol telah terjadi secara luas dan menyebabkan banyak kematian dan angka kesakitan (mortilitas dan morbiditas). Banyak kasus terjadi pada waktu terjadi peperangan. Kejadian akan bertambah banyak bilamana methanol akan digunakan sebagai bahan bakar dimasa yang akan datang.
            Kejadian methanol diminum karena erat  hubungannya dengan kemiripannya dengan ethanol, baik dalam penampilan, bau, maupun harganya yang murah. Disamping itu orang awam tidak begitu mengetahui bahwa methanol lebih berbahaya daripada ethanol. Dosis lethal sekitar 30 ml, tetapi telah dilaporkan dosis lethal dapat mencapai 500 ml, hal tersebut bergantung pada individu.

Mekanisme toksisitas metanol
            Methanol diabsorpsi dan didistribusikan keseluruh tubuh seperti pada ethanol. Methanol juga dimetabolisir oleh enzim yang sama seperti ethanol, tetapi laju metabolismenya menyebabkan lambatnya pengaruh toksisitasnya.
            Metabolisme metanol tidak bergantung pada konsentrasinya di dalam darah. Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa metanol dimetabolisme oleh enzim alkohol dehydrogenase menjadi formaldehyd dan asam format.
CH3OH alkohol dehydrogenase àCHCOHaldehyd dehydrogenaseàHCOOH
-------àCO2 + H2O
            Dalam proses metabolisme, methanol teroksidasi menjadi formaldehyd yang sangat toksik yaitu 33X lebih toksik daripada methanol. Formaldehyd sebagaian akan bereaksi dengan protein tubuh dan lainnya dioksidasi lebih lanjut. Tidak semua methanol mengalami metabolisme, tetapi sejumlah besar methanol mungkin dikeluarkan (diekskresi) tanpa terjadi perubahan melalui paru dan ginjal. Tetapi, metabolisme adalah merupakan reaksi yang sangat penting.
            Seperti halnya ethanol, methanol didistribusikan keseluruh organ yang proporsinya seimbang dengan air pada cairan jaringan. Hal inilah yang menunjukkan bahwa organ mata mengalami gangguan yang sangat besar walupun methanol yang masuk kedalam tubuh relatif kecil.

Gejala klinis toksisitas methanol
            Gejala diawali dengan menunjukkan tanda-tanda seperti intoksikasi ethanol, wlaupun gejalanya biasanya lebih ringan. Hal tersebut karena daya larutnya yang rendah terhadap lemak. Gejala yang terlihat ialah euphoria dan lemah otot. Kemudian diikuti dengan gejala nausea, muntah, sakit kepala, hilang ingatan, sakit perut yang sangat dan dapat disertai diaree, sakit punggung, kelesuan anggota gerak. Mata terlihat merah karena hiperemik.
            Pada keracunan methanol yang berat, pernafasan dan denyut jantung tertekan. Terjadi gejala asidosis dengan nafas perlahan dan dalam. Penderita akan mengalami koma dan kematian terjadi dengan cepat. Pada saat menjelang ajalnya penderita menunjukkan gejala konvulsi dan opithotonus.
            Pada saat methanol teroksidasi menjadi formaldehyd dan asam formiat, terjadi peningkatan konversi dari NAD+ menjadi NADH. Kelebihan NADH akan menjadi asam laktat, sehingga terjadi acidosis yang diakibatkan oleh keracunan methanol. Hal tersebut menyebabkan terbentuk dan terakumulasinya asam formiat dan asam laktat. Sebagai akibatnya terjadi pengikatan perbedaan anion (perbedaan antara total kation dan total anion). Pada kondisi normal selisih perbedaan tersebut adalah 18 mmoles/L (dihitung dari [Na++K+]-[Cl-+HCO3-], selisih tersebut dapat meningkat dua kali atau lebih diatas normal pada kondisi keracunan methanol.
            Terjadinya kerusakan bola mata sering terjadi pada keracunan methanol. Orang yang mengkonsumsi methanol sekitar 4 ml dapat menyebabkan kebutaan. Dilaporkan bahwa terjadi peristiwa kebutaan karena keracunan methanol sampai 6% pada tentara Amerika waktu perng dunia ke II. Kerusakan mata adalah suatu bentuk terjadinya kerusakan retina dan saraf optik yang mengalami degenerasi yang disebabkan oleh akumulai formaldehyd dan berkembang menjadi asidosis. Bila penderita dapat selamat, penderita akan mengalami buta total atau daya penglihatannya dapat terganggu selama berbulan-bulan.

Pengobatan toksisitas methanol
            Bermacam-macam obat untuk toksisitas methanol telah digunakan, yang kebanyakan obat berfokus untuk mengobati gejala asidosis. Asidosis ini harus diobati terlebih dulu karena dapat mengancam jiwa penderita. Gejala kerusakan yang parah pada mata sangat bergantung pada kecepatan menetralkan gejala asidosis ini. Infus dengan sodium bikarbonat segera harus dilakukan sampai pH urine menjadi normal kambali.
            Secara teoritis ethanol adalah merupakan antidotum spesifik terhadap toksisitas methanol, wlaupun efektifitasnya masih banyak dipelajari. Selama ethanol mempunyai daya gabung dengan alkohol dehydrogenase (ADH), dengan kekuatan 20 X lebih besar dari methanol, maka etanol merupakan pilihan utama sebagai substrat untuk enzim ADH tersebut. Ethanol diberikan secra oral atau melalui intra vena sesegera mungkin. Dosis pemberian ethanol dilakukan sampai mencapai kadar 0,1% dalam darah. Bila ethanol sudah cukup untuk mengurangi metabolisme methanol sehingga kadar metabolisme toksik methanol berkurang, maka secara keseluruhan dapat menurunkan daya toksisitas methanol. Pengobatan dengan ethanol ini harus dilakukan untuk selama satu minggu atau lebih sampai methanol dikeluarkan dari tubuh.
            Pengobatan dengan hemodialisis atau peritoneal dialisis juga dapat digunakan untuk mengeliminasi methanol. Dialisis ini dilakukan bila kadar methanol dalam darah mencapai lebih dari 50mg%, serta terus dilakukan sampai kadarnya kurang dari 20mg%
Obat lain yang juga dapat dipakai adalah:
·         Leucovorin kalsium: merupakan analog dari folat yang bertindak untuk metabolisme formaldehyd menjadi karbon dioksida melalui sistem : folat-dependent-enzim.
·         4-methyl pyrazole (4MP): Mempunyai daya hambat terhadap alkohol dehydrogenase.
(Sumber : Drh. Darmono MSc)

Tidak ada komentar: