Selasa, 08 Mei 2012

Osteo Artritis, Defenisi dan Penatalaksanaannya


 BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Osteoarthritis merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan. Osteoarthritis disebut primer, bila tak diketahui penyebabnya; dan disebut sekunder bila diketahui penyebabnya, misalnya akibat artritis rematoid, infeksi, gout, pseudogout dan sebagainya. Penyakit ini bersifat progresif lambat, umumnya terjadi pada usia lanjut, walaupun usia bukan satu-satunya faktor risiko. Osteoarthritis menyerang terutama sendi tangan atausendi penyokong berat badan termasuk sendi lutut. Sendi lutut merupakan sendi penopang berat badan yang sering terkena osteoarthritis. Osteoarthritis sendi lutut ditandai oleh nyeri pada pergerakan yang hilang bila istirahat, kaku sendi terutama setelah istirahat latna atau bangun tidur, krepitasi dan dapat disertai sinovitis dengan atau tanpa efusi cairan sendi. Bila pasien hanya bersifat pasif, tidak melakukan latihan, dapat terjadi atrofi otot yang akan memperburuk stabilitas dan fungsi sendi. Akibat lain ialah genu varum atau genu valgus dan subluksasi, terutama bila telah terjadi kekenduran ligamen. Umumnya penderita OA lutut datang berobat karena rasa nyeri lutut yang mengganggu aktifitas sehari-hari. Gangguan tersebut bertingkat-tingkat, dan mulai keluhan yang paling ringan yang tidak mengganggu aktifitas sehari-hari, sampai yang paling berat sehingga pasien tidak bisa berjalan. Kelainan ini bersifat progresif lambat dan sampai saat ini masih tidak diketahui penyebabnya secara pasti. Osteoartritis ini akan semakin memburuk seiring waktu dan belum ada pengobatan yang dianggap mampu menangani penurunan fungsi tulang ini. Pengobatan yang ada hanya untuk mengurangi nyeri yang terjadi dan menjaga aktifitas saja. Osteoarthritis dapat dikategorikan menjadi salah satu penyakit yang dikaitkan dengan geriartri. Penyakit lain yang termasuk dalam kategori ini adalah osteoporosis yang prevalensinya lebih tinggi pada wanita, terutama pascamenopause. Hilangnya hormon estrogen pascamenopause meningkatkan risiko terkena osteoporosis


BAB II
ISI
A.DEFENISI
Osteoartritis (Artritis Degeneratif, Penyakit Sendi Degeneratif) adalah suatu penyakit sendi menahun yang ditandai dengan adanya kemunduran pada tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang di dekatnya, yang bisa menyebabkan nyeri sendi dan kekakuan.
Osteoartritis juga dikenal dengan nama osteoartrosis, yaitu melemahnya tulang rawan pada engsel yang dapat terjadi di engsel manapun di sekujur tubuh. Tapi umumnya, penyakit ini terjadi pada siku tangan, lutut, pinggang dan pinggul. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun.Bisa terjadi pada pria dan wanita, tetapi pria bisa terkena pada usia yang lebih muda.
Penyakit ini merupakan peradangan pada sendi yang disebabkan rapuhnya kapsul sendi, sehingga merusak lapisan tulang rawan yang menutup permukaan ujung-ujung tulang. Umumnya menyerang sendi-sendi penopang tubuh, seperti lutut, pinggul, tulang belakang. Osteoartritis umumnya menyerang usia lanjut. Pada sebagian penderita tidak sampai parah. Pada sendi, suatu jaringan tulang rawan yang biasa disebut dengan nama kartilago biasanya menutup ujung-ujung tulang penyusun sendi. Suatu lapisan cairan yang disebut cairan sinovial terletak di antara tulang-tulang tersebut dan bertindak sebagai bahan pelumas yang mencegah ujung-ujung tulang tersebut bergesekan dan saling mengikis satu sama lain.
semakin tipis dan pada akhirnya akan menimbulkan rasa nyeri.

B. PATOFISIOLOGI
Ø  Pada awal osteoartitis,kandungan air pada kortigo meningkat,kemungkinan sebagai kerusakan jaringan kolagen yang tidak mampu mendesak proteoglikan dan selanjutnya memperoleh air.seiring perkenbangan osteoartitis ,kandunagn proteoglikan menurun,kemungkinan melaliu kerja metalloproteinase .
Ø  Perubahan dalm komposisi glikosaminnoglikanjuga terjadi, dengan peningkatan keratin sulfat dan penurunan kondroitin 4-sulfat terhadap kondroitin 6 –sulfat.perubahan ini dapat mengganggu interaksi  kolagen proteoglikan pada kortilago . kandungan kolagen tidak berubah sampai penyakit menjadi parah. Peningkatan dalam sintesis kolagen dan perubahan distribusi dan diameter serat dapat terlihat
Ø  Peningkatan aktivitas metabolik yang ditandai peningkatan sintesa metric yang dikontrol oleh kondrosit ,diangap suatu respon perbaikan terhadap kerusakan . Bagaimana pun ,jika berlanjut menjadi hilangnya proteoglikan , merefleksikan kahilangan netto sebagai proses degradasi yang lebih cepat daripada sintesisnya.
Ø  Tulang subkondral yang berdekatan dengan kartilago artikular juga mengalami pergantian tulang yang labih cepat . dengan peningkatan osteoklas dan osteoblas
Ø  Fibrilasi
Robeknya kartilago yang tidak mengandung kalsium , mengekpos sebahagian tulang sehingga menyebabkan mikrofraktur pada tulang subkondral. Selanjutnya kartilago tererosi , meninggalkan tulang subkondral yang menjadi garnul dan menjadi padat, halus , dan berkilau.
Ø  Mikrofraktur berakibat pada produksi callus dan osteosit
Tulang baru (osteofit) terbentuk pada tepi sendi, jauh dari daerah destruksi kartilago. Osteofit merupakan usaha untuk menstabilkan sendi daripada satu aspek yang didestruksi dari osteoartitis.
Ø  Inflamasi
Secara klinis sebagai sionovis terjadi dan dapat diakibatkan dari pelepasan mediator inflamasi seperti prostaglandin dari kondrosot
  
C. MANIFESTASI  KLINIK
Ø  Prevelensi dan keparahan osteoartitis meningkat seiring usia. Faktor resiko yang potensial meliputi :
-          Obesitas
-          Penggunaan berulang melalui pekerjaan atau aktifitas diwaktu luang
-          Trauma persendian
-          Hereditas
Ø  Persentasi klinis tergantung pada durasi dan keparahan penyaakit serta jumlah sendi yang dipengaruhi.
Ø  Sendi yang paling umum dipengaruhi adalah sendi interfalageal distal, proksimal pada tangan, sendi karpometakapral (CMC) pertama, lutut, pinggul, tulang belakang servik dan lumbar, dan sendi metatersofalangeal (MTP) pertama  pada jari kaki.
Ø  Selain rasa sakit keterbatasan pergerakan, kekakuan, crepitus, dan deformitas dapat pula terjadi.
Ø  Kekakuan sendi berlangsung kurang dari 30 menit dan sembuh dengan bergerak.
Ø  Pembesaran sendi berhubungan dengan prolifelasi tulang atau penebalan sinovium daan kapsul sendi. Adanya rasa hangat, kemerahan, dan sendi yang empuk mengesankan terjadinya inflamasi sinusitis
Ø  Deformitas sendi dapat terjadi pada tahap selanjutnya sebagai akibat dari subluxusasi, kolapsnya tulang subkondral, pembentukan tonjolan tulang atau pertumbuhan tulang berlebih.
Ø  Pemeriksaan fisik terhadap sendi ditandai dengan pengempukan, creipitasi dan mungkin pembesaran sendi. Nodus heberden dan bouchard secara berturut-turut merupakan pembesaran tulang (osteofit) dari sendi DIP dan PIP.
D.PENYEBAB
      Osteoartitis biasanya bermula dari kelainan pada sel-sel yang membentuk komponen tulang rawan, seperti kolagen (serabut protein yang kuat pada jaringan ikat), dan proteoglikan (bahan yang membentuk daya lenting pada tulang rawan). Akibat dari kelainan pada sel-sel tersebut, tulang rawan akhirnya menipis dan membentuk retakan-retakan pada permukaan sendi. Rongga kecil akan terbentuk di dalam sumsum dari tulang di bawah tulang rawan tersebut, sehingga tulang yang bersangkutan menjadi rapuh. Tubuh kita akan berusaha untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Tetapi perbaikan yang dilakukan oleh tubuh mungkin tidak memadai, mengakibatkan timbulnya benjolan pada pinggiran sendi (osteofit) yang terasa nyeri.
Pada akhirnya permukaan tulang rawan akan berubah menjadi kasar dan berlubang-lubang sehingga sendi tidak lagi bisa bergerak secara halus. Semua komponen yang ada pada sendi (tulang, kapsul sendi, jaringan sinovial, tendon, dan tulang rawan) mengalami kegagalan dan terjadi kekakuan sendi.
Penyebab pasti dari terjadinya semua kelainan ini sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti.

E. GEJALA
v  Gejala pada osteoarthritis timbul secara bertahap
v  Awalnya kelainan berupa nyeri dan kekakuan pada sendi
v  Sendi-sendi jari tangan, pangkal ibu jari, leher, punggung sebelah bawah, jari kaki yang besar, panggul dan lutut adalah bagian yang paling sering terkena osteoarthritis
v  Nyeri dapat bersifat ringan, sedang, atau berat hingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari
v  Bila penyakit berlanjut maka makin lama sendi akan makin sulit untuk digerakkan dan pada akhirnya akan terhenti pada posisi tertekuk.
v  Pertumbuhan baru dari tulang rawan dan jaringan lainya dapat menyebabkan membesarnya sendi, dan tulang rawan yang permukaanya kasar akan menyebabkan timbulnya suara gemeretak pada saat sendi digerakkan
v  Pada beberapa sendi, ligamen (yang mengelilingi dan menyokong sendi) dapat teregang sehingga sendi menjadi tidak stabil. Menyentuh atau menggerakkan sendi ini bisa menyebabkan nyeri yang hebat.
v  Osteoartritis yang terjadi pada sendi-sendi di leher atau punggung dapat menimbulkan gejala mati rasa, kesemutan, nyeri dan kelemahan pada lengan atau tungkai, jika pertumbuhan tulang berlebihan menekan persarafan yang ada di sekitarnya.
v  Nyeri pada engsel dan sambungan tulang selama atau sesudah digerakkan atau setelah lama tidak bergerak/tidak aktif.
v  Ngilu pada engsel saat mengangkat beban ringan.
v  Kaku pada engsel saat bangun tidur atau setelah lama tidak bergerak.
v  Kehilangan fleksibilitas yang membuat sulit menggerakkan engsel.
v  Pada beberapa kasus terjadi pembengkakan.

F. FAKTOR RESIKO
faktor risiko yang memungkinkan seseorang untuk menderita osteoartritis, yaitu:
  • Umur
Kemungkinan seseorang mengidap osteoartritis makin bertambah seiring dengan bertambahnya usia seseorang.
  • Berat badan
Makin tinggi berat badan seseorang, makin besar kemungkinan seseorang untuk menderita osteoartritis. Hal ini disebabkan karena seiring dengan bertambahnya berat badan seseorang, beban yang diterima oleh sendi pada tubuh makin besar.
  • Trauma pada sendi atau penggunaan sendi secara berlebihan
Orang-orang yang pekerjaanya berhubungan dengan aktivitas yang membutuhkan pengulangan gerakan secara terus menerus, seperti atlet, operator mesin, mempunyai risiko tinggi untuk menderita osteoartritis.
  • Kelemahan pada otot
Kelemahan pada otot-otot di sekeliling sendi dapat menyebabkan terjadinya osteoartritis.
·         Penyakit lain yang dapat mengganggu fungsi dan struktur normal pada tulang rawan seperti rematoid artritis, hemokromatosis, gout, akromegali, dan sebagainya
·         Adanya stress pada sendi yang berkepanjangan,misalnya pada olahragawan.
·         Adanya kristal pada cairan sendi atau tulang .
·         Densitas tulang yang tinggi
·         Neurophaty perifer
·         faktor lainnya  : ras, keturunan dan metabolik. 

H. JENIS-JENIS Osteo Artritis
  1. OA Primer 
    • Penyebab tak diketahui, akibat proses penuaan alami. 
    • Dialami setelah usia 45 tahun
    • Penyebabnya tidak diketahui penyebab secara pasti, menyerang perlahan tapi pasti, dan dapat mengenai banyak sendi.
    • Biasanya mengenai sendi lutut dan panggul, bisa juga sendi lain seperti punggung dan jari-jari. 
  2. OA Sekunder
    • Dialami sebelum usia 45 tahun
    • penyebab trauma (instability) yang menyebabkan luka pada sendi (misalnya patah tulang atau permukaan sendi tidak sejajar), akibat sendi yang longgar dan pembedahan pada sendi.
    • Penyebab lain adalah faktor genetik dan penyakit metabolik.
I .EPIDEMIOLOGI
Osteoartritis merupakan penyakit rematik sendi yang paling banyak mengenai terutama pada orang-orang diatas 50 tahun. Di atas 85% orang berusia 65 tahun menggambarkan osteoarthritis pada gambaran x-ray, meskipun hanya 35%-50% hanya mengalami gejala. Umur di bawah 45 tahun prevalensi terjadinya Osteoarthritis lebih banyak terjadi pada pria sedangkan pada umur 55 tahun lebih banyak terjadi pada wanita. Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan terjadinya Osteoarthritis pada obesitas, pada sendi penahan beban tubuh.

J.   DIAGNOSIS
         Röntgen tulang ( sinar X )
            Dengan pemeriksaan ini dapat diketahui kerusakan atau perubahan-perubahan yang terjadi pada tulang rawan atau tulang yang mengindikasikan adanya osteoartritis.
         MRI (Magnetic Resonance Imaging)
            Pada MRI dapat pula dilihat kelainan-kelainan yang terjadi pada tulang rawan dan tulang dengan detail yang lebih baik daripada pemeriksaan röntgen tulang.
         Aspirasi sendi (arthrocentesis)
            Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengambil sedikit cairan yang ada di dalam sendi untuk diperiksa di laboratorium berkenaan dengan adanya kelainan pada sendi.
         Tes darah. Tes darah akan membantu memberi informasi untuk memeriksa rematik.
         Analisa cairan engsel. Dokter akan mengambil contoh sampel cairan pada engsel untuk kemudian diketahui apakah nyeri/ngilu tersebut disebabkan oleh encok atau infeksi
         Pengamatan dengan kamera (artroskopi). Artroskopi adalah alat kecil berupa kamera yang diletakkan dalan engsel tulang. Dokter akan mengamati ketidaknormalan yang terjadi.

K.KOMPLIKASI
*      Penurunan fungsi tulang ini akan berlanjut terus. Beberapa penderita bahkan mengalami penurunan fungsi yang signifikan. Beberapa penderita akan berujung pada kehilangan kemampuan berdiri atau berjalan.
*      Jika engsel tersebut sudah parah, biasanya dokter akan menyarankan penggantian engsel dengan pembedahan. Pada beberapa penderita yang tidak bisa melakukan pembedahan akan dilakukan terapi nyeri/ngilu dan akan diajari cara menggunakan alat tambahan untuk mempermudah gerakan sehari-hari

K. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gambaran Radiologi :
a. Foto konvensional lutut posisi AP
Pada sebagian besar kasus radiografi pada sendi lutut yang terkena osteoartritis sudah cukup memberikan gambaran diagnostik. Gambaran radiologi sendi yang menyokong diagnosis OA adalah:
- Penyempitan celah sendi akibat hilangnya kartilago
- Peningkatan densitas (sclerosis) tulang subkondral.
- Kista tulang
- Osteofit pada pinggir sendi, sentral, marginal atau periostal.
- Perubahan struktur anatomi sendi akibat hilangnya sebagian besar dari tulang rawan.
Kemudian diikuti oleh perubahan yang lambat pada tulang yaitu:
- Meningkatnya gambaran taji (spur).
- Adanya tanda destruksi kartilago.
- Meningkatnya sclerosis pada tepi sendi disertai dengan hilangnya garis normal   sendi.
- Kecenderungan untuk mengadakan subluksasi.
- Perubahan bentuk osteofit dari taji menjadi lingkaran atau hilangnya bagian penting dari tulang.
b. Foto sendi interfalangeal proksimal dan distal
Tampak gambaran Nodus Heberden pada bagian dorsal sendi interfalangeal distal, sedangkan nodus Bouchard pada bagian proksimal sendi interfalangeal tangan wanita dengan osteoarthriis primer. Nodus Heberden kadang-kandang tanpa rasa nyeri dan kekakuan sendi jari-jari tangan. Pada stadium lanjut disertai dengan deviasi jari ke lateral.
c. Foto Vertebra Servikal dan Torakal-Lumbal
Tampak adanya penyempitan ruangan intervertebralis serta adanya osteofit.
Pemeriksaan Laboratorium :
a. Laju endap darah normal
b. Serum kolesterol sedikit meninggi
c. Pemeriksaan faktor reumatoid negatif

L. DIAGNOSIS BANDING
Adapun diagnosis banding dari osteoartritis yaitu :
- Penyakit sendi peradangan seperti gout, artritis bakterial atau reumatoid artritis.
- Penyakit-penyakit metabolik dan herediter yang dapat menimbulkan gambaran radiografi osteoarthritis misalnya hiperparatiroidisme.

M. EVALUASI DIASNOSTIK
Pada umumnya diagnosis osteoartritis didasarkan pada gabungan gejala klinik dan gambaran radiografi. Berikut ini adalah kriteria osteoartritis sendi lutut dari Ikatan Reumatologi Indonesia:
Berdasarkan klinis:
1) nyeri sendi lutut dan 3 dari kriteria di bawah ini:
2) krepitus saat gerakan aktif
3) kaku sendi > 50 tahun
5) pembesaran tulang sendi lutut
6) nyeri tekan tepi tulang
7) tidak teraba hangat pada sendi lutut.
Diagnosis OA jika: ditemukan nyeri sendi serta osteofit dari gambaran radiologik dan 3 dari kriteria 2-7. Sensitivitas 95% dan spesifitas 69%.

Berdasarkan klinis dan radiologis:
1) nyeri sendi dan paling sedikit 1 dari 3 kriteria di bawah ini:
2) kaku sendi > 50 tahun
4) krepitus pada gerakan sendi aktif
Diagnosis OA ditegakkan jika didapatkan butir 1 disertai osteofit pada gambaran radiologik disertai kriteria 2, 3 atau 4. Paling sedikit kriteria 2-4 harus ditemukan. Sensitivitas 91% dan spesifitas 86%.

Berdasarkan klinis dan laboratoris:
1) nyeri sendi ditambah adanya 5 dari kriteria di bawah ini:
2) usia > 50 tahun
3) kaku sendi
4) krepitus
5) nyeri tekan tepi tulang
6) pembesaran tulang
7) tidak teraba hangat pada sendi terkena
8) LED < 40 mm/jam 9) RF < 1:40 10) analisis cairan sinovium sesuai OA. Diagnosis OA ditegakkan bila ditemukan nyeri sendi lutut disertai 5 dari kriteria 2-10. Sensitivitas92% dan spesifitas 75%.

N . PENATALAKSANAAN

Pengelolaan osteoartritis berdasarkan atas distribusinya (sendi mana yang terkena) dan berat ringannya sendi yang terkena. Pengelolaannya memerlukan penilaian sebagai berikut:
* Penilaian terhadap sendi:
jumlah sendi yang terkena, nyeri sendi atau periartikular, derajat kerusakan, instabilitas, inflamasi, hambatan gerak dan disabilitas.
* Penilaian terhadap penderita:
akibat dan beratnya nyeri, afeksi, beratnya stres, gangguan fungsi organ, komorbid, masalah sosial-ekonomi, kualitas hidup, pengetahuan dan pandangannya terhadap penyakit rematik.
Sedangkan tujuan pengelolaan ditujukan pada:
- Meredakan nyeri
- Mengoptimalkan fungsi sendi
- Mengurangi ketergantungan kepada orang lain dan meningkatkan kualitas hidup
- Menghambat progrestivitas penyakit
- Mencegah terjadinya komplikasi

O  . TERAPI
1)      Terapi non fermakologi
a.Istirahat.
   Jika terjadi nyeri/ngilu pada engsel dianjurkan untuk beristirahat sekurangnya 12 jam. Bergeraklah secara biasa, tapi hindari menggerakkan engsel yang sama secara berulang-ulang. Istirahatlah sekitar 10 menit setelah satu jam bergerak.
b.Olahraga.
   Dengan ijin dokter, Anda dapat melakukan olah raga biasa seperti bersepeda, jalan bahkan berenang. Olah raga ini akan meningkatkan daya tahan otot sekitar engsel. Jika mulai terasa nyeri/ngilu berhenti atau istirahat.
c. Kompres.
    Kompres dengan air hangat atau dingin mampu mengurangi nyeri/ngilu yang terjadi. Gunakan kompres hangat sekurangnya 20 menit sehari. Sedang kompres dingin gunakan es batu.
d. Terapi.
    Terapi khusus mungkin diperlukan, agar tulang Anda dapat terpantau secara khusus sehingga peningkatan kemampuan gerak maju lebih cepat.
e. Kurangi stres engsel.
   Terapis akan membantu Anda menemukan cara untuk menghindari
g. Sepatu penyangga.
    Pertimbangkanlah untuk menggunakan sepatu penyangga, yang mampu mengurangi nyeri dan menambah mobilitas Anda.
Untuk Terapi Osteoartitis Akut Terapinya
         Obat penghilang nyeri. Obat semacam codein dan propoksifen dapat mengurangi nyeri pada osteoartritis akut. Konsultasi ke dokter akan efek samping yang mungki akan timbul.
         Injeksi cortisone. Dokter akan menyuntikkan cortocosteroid pada engsel yang mempu mengurangi nyeri/ngilu.
         Suplementasi-visco. Tindakan ini berupa injeksi turunan asam hyluronik yang akan mengurangi nyeri pada pangkal tulang. Tindakan ini hanya dilakukan pad osteoartritis pada lutut.

OPERASI
         Penggantian engsel (artroplasti). Engsel yang rusak akan diangkat dan diganti dengan alat lain yang terbuat dari plastik atau metal yang disebut prostesis.
         Pembersihan sambungan (debridemen). Dokter bedah tulang akan mengangkat serpihan tulang rawan yang rusak yang mengganggu pergerakan dan menyebabkan nyeri saat pergerakan tulan.
         Penataan tulang. Opsi ini diambil bila artroplasti bukan pilihan seperti osteoatritis pada anak dan remaja. Penataan ini dilakukan agar sambungan/engsel tidak menerima beban saat bergerak.

2)      TERAPI FARMAKOLOGI
Tak ada obat untuk menyembuhkan osteoartritis ini, yang ada adalah terapi untuk mengurangi nyeri dan ngilu serta menjaga pergerakan dan aktifitas sehari-hari. Pengangkatan dan penggantian engsel merupakan pilihan terakhir dan akan dilakukan jika semua cara terapi telah ditempuh.
ü  Terapi obat digunakan untuk penghilangan rasa sakit
ü  Pendekatan individual sangat penting
OBAT- OBAT YANG DIGUNAKAN MELIPUTI:
*      Golongan AINS
o   Indikasi :  rematoid dan osteoartitis nyeri ringan dan sedang
o   Kontraindikasi : pasien dengan riwayat hipersensitifitas terhadap asetosal atau AINS lainnya, termasuk pasien dengan serangan asma, urtikaria atau ringitis yang dipacu oleh asetosal atau AINS lainnya.
o   Peringatan : hati-hati pada pasien usia lanjut, pada gangguan alergi, selama kehamilan dan menyusui, dan gangguan koagulasi, pada pasien gagal ginjal, payah jantung  atau gagal hati.
o   Efek samping : Rasa tidak nyaman pada saluran cerna, mual, diare, dan kadang pendarahan dan tukak, dispepsia bisa ditekan dengan meminum obat ini bersamaan dengan makanan.
*      Golongan Kortikosteroid
o   Indikasi :sebagai antiinflamasi, menekan radaang pada demam rematik.
o   Kontraindikasi : infeksi sistemik, kecuali bila diberikan antibiotika sistemik. Hindari vaksinasi dengan virus aktif pada pasien yang menerima dosis imunosupresif.
o   Efek samping : Diabetes dan osteoporosis, nekrosis avaskular dan sindrom cusing, dapat juga terjadi gangguan mental, euphoria dan miopati.
o   Sediaan yang beredar : dexamethason, hidrokortison, kortison, triamsolom.
*      Golongan Analgesik
Golongan Analgesik Non-Narkotika
-    Parasetamol
o   Mekanisme kerja : menghambat sintesa prostaklandin pada SSP
o   Indikasi : Nyeri ringan sampai sedang, demam.
o   Kontraindikasi : Pasien dengan fenilketonuria dan pasien yang harus membatasi fenilalanin
o   Peringatan : pada penderita gangguan fungsi hati dan ginjal
-    Capsaicin
o   Mekanisme kerja : suatu ekstrak dari lada merah yang menyebabkan pelepasan dan pengosongan substansi P dari serabut saraf.
o   Indikasi : bermanfaat dalam menghilangkan rasa sakit pada OA.
o   Peringatan : pasien harus diperingatkan tidak boleh mengoleskan krim pada mata dan mulut
-    Glukosamin dan kondroitin
o   Mekanisme kerja : menguarngi penyempitan ruang sendi
o   Indikasi : merupakan suplemen makanan yang telah menunjukkan hasil superior terhadap placebo dalam meredakan rasa sakit pada OA lutut atau pinggul.
  Golongan Analgesik Narkotika
Misalnya : Kodein, Morfin, Metadon, dan levorfanol.
*      Obat OA lainnya
-    Injeksi Hialuronat
Mekanisme kerja : meningkatkan viskositas cairan synovial
Indikasi : Menurunkan rasa sakit
Efek samping : Pembengkakan sendi akut dan reaksi kulit local
Sediaan yang beredar : Sodium hyaluronat

PENCEGAHAN OA
Dengan mengeleminir faktor predisposisi di atas. Sebagai tips, lakukan hal-hal berikut untuk menghindari sedini mungkin anda terserang OA atau membuat OA anda tidak kambuh yaitu dengan;
  1. Menjaga berat badan
  2. Olah raga yang tidak banyak menggunakan persendian
  3. Aktifitas Olah raga sesuai kebutuhan
  4. Menghindari perlukaan pada persendian.
  5. Minum suplemen sendi
  6. Mengkonsumsi makanan sehat
  7. Memilih alas kaki yang tepat dan nyaman
  8. Lakukan relaksasi dengan berbagai tehnik
  9. Hindari gerakan yang meregangkan sendi jari tangan.
  10. Jika ada deformitas pada lutut, misalnya kaki berbentuk O, jangan dibiarkan. hal tersebut akan menyebabkan tekanan yang tidak merata pada semua permukaan tulang. 


DAFTAR PUSTAKA
Harry Isbagio, Bambang Setiyohadi. 1995. Masalah dan Penanganan Osteoartritis Sendi    Lutut. Cermin Dunia Kedokteran no. 104 hal 8-11
Joewono Soeroso, Harry Isbagio, Handono Kalim, dkk. 2006. Osteoartritis. Buku Ajar     Ilmu Penyakit Dalam. FK-UI. Jakarta.
 Daud, R., 1999 . Struktur dan Metabolisme Tulang Serta Hubungannya Dengan Patogenesis Osteoporosis. Kumpulan Makalah 1st Indonesian Course on Osteoporosis. Arya Duta, Lido Sukabumi, 3 –5 Maret 2000. The Indonesian Rheumatism Association (IRA).
Nuhonni, SA : Peran Rehabilitasi Medik pada Osteoporosis, 1st Indonesian Course     on Osteoporosis, The Indonesian Rheumatism Association, 3-5 Maret 2000.
Potter, patricia A.2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan . Jakarta : EGG
Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran.ed. 3. Media Aesculapius: Jakarta.



Tidak ada komentar: