Sabtu, 05 Mei 2012

Transfer Obat Melalui Plasenta


Transfer Obat Melalui Plasenta
            Umumnya obat-obat yang digunakan wanita hamil dapat melintasi plasenta dan memberikan pemaparan pada embrio dan janin terhadap efek farmakologi dan teratogennya. Faktor yang mempengaruhi transfer obat melalui plasenta dan efek obat pada janin :
1.      Sifat fisiko kimia obat
2.      Kecepatan obat melintasi plasenta dan jumlah obat yang sampai pada janin
3.      Lama pemaparan obat
4.      Distribusi dalam jaringan yang berbeda
5.      Tahap perkembangan plasenta dan janin pada waktu pemaparan obat
6.      Efek kombinasi obat
Obat yang melewati plasenta tergantung pada kelarutan lipid dan derajat  ionisasi obat. Obat lipofilik cenderung berdifusi dengan mudah melintasi plasenta dan masuk sirkulasi janin sedangkan obat yang terionisasi melintasi plasenta secara lambat dan memiliki konsentrasi sangat rendah pada janin.
Berat molekul obat juga mempengaruhi  kecepatan transfer dan jumlah obat yang ditransfer melintasi plasenta. Obat-obat dengan berat molekul 250-500 dapat melintasi plasenta dengan mudah, obat dengan berat molekul 500-1000 lebih sulit melewati plasenta, dan obat dengan berat molekul lebih dari 1000 sangat sulit melintasi plasenta.
Faktor yang menyebabkan cacat ada 2 kelompok yaitu (Yatim, 1996;William,1995) :
1.      Faktor genetik
-          Mutasi, yakni perubahan pada susunan nukleotida gen (DNA). Mutasi yang menimbulkan alel cacat yang mungkin dominan, kurang dominan atau resesif, contoh ; kelainan pada jari yang berlebih atau berkurang,  hemofilia.
-          Aberasi, yakni perubahan pada susunan kromosom, contoh berbagai macam turunan seperti sindroma down, turner, edward.
2.      Faktor lingkungan
-          Infeksi
Cacat dapat terjadi pada janin induk yang terkena infeksi terutama virus, penyakit infeksi virus ialah :
§  Campak jerman oleh rubella, kasus ini mempengaruhi mata, jantung, telinga dan langit-langit, sehingga dikenal istilah sindroma rubella ; kelainan mata, jantung, tuli waktu lahir.
§  CMV (Citomegalovirus) yang menginfeksi ibu yang sedang hamil, bayinya akan jadi tuli, kelainan hati dan keterbelakangan mental.
§  Toxoplasmosis dan sipilis juga dapat menimbulkan cacat pada janin seperti buta, tuli, gangguan jantung, microphtalmia (mata kecil), microcephaly (otak kecil), hydrocepalus (penimbunan cairan otak) dan keterbelakangan mental.
-          Obat
Berbagai macam obat yang diminum ibu pada waktu hamil dapat menimbulkan cacat pada janinnya, contoh obat terkenal yang menimbulkan cacat ialah :
§  Thalidomid, untuk obat penenang dan pusing, jika ibu meminumnya ketika hamil muda maka janinnya memiliki anggota badan yang pendek.
§  Aminopterin, antagonis terhadap asam folat, dipakai untuk menggugurkan janin, tapi jika gagal bersifat teratogen.
-          Radiasi
     Ibu hamil yang diradiasi sinar-X (untuk terapi dan diagnosa) ada yang melahirkan bayi cacat pada otak.
-          Defisiensi
Ibu yang defisiensi vitamin atau hormon dapat menimbulkan cacat pada janin yang dikandung, seperti defisiensi vitamin A menyebabkan cacat pada mata.
-          Emosi
Sumbing dan celah pada langi-langit, dapat disebabkan oleh emosi ibu bila terjadi pada minggu 7 sampai 10 kehamilan. Emosi itu mungkin lewat hormon. Stres psikis ibu membuat kortex adrenal hiperaktif sehingga produksi hidrokortison menjadi tinggi. Hormon ini, dari hasil eksperimen pada mencit menginduksi terjadinya celah pada langit-langit.
-          Kelainan maternal, contoh : diabetes, hipertermia.

Tidak ada komentar: