BRONKHITIS
Bronkhitis adalah kondisi peradangan pada daerah trakheobronkhial.
Peradangan tidak meluas sampai alveoli. Bronkhitis seringkali diklasifikasikan sebagai
akut dan kronik. Bronkhitis akut mungkin terjadi pada semua usia, namun
bronkhitis kronik umumnya hanya dijumpai pada dewasa. Pada bayi penyakit ini
dikenal dengan nama bronkhiolitis. Bronkhitis akut umumnya terjadi pada musim
dingin, hujan, kehadiran polutan yang mengiritasi seperti polusi udara, dan
rokok
5.1. ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
5.1.1. TANDA,
DIAGNOSIS & PENYEBAB
Bronkhitis memiliki
manifestasi klinik sebagai berikut
·
Batuk
yang menetap yang bertambah parah pada malam hari serta biasanya disertai
sputum.
·
Rhinorrhea
sering pula menyertai batuk dan ini biasanya disebabkan oleh rhinovirus.
·
Sesak
napas bila harus melakukan gerakan eksersi (naik tangga, mengangkat beban
berat)
·
Lemah,
lelah, lesu
·
Nyeri
telan (faringitis)
·
Laringitis,
biasanya bila penyebab adalah Chlamydia
·
Nyeri
kepala
·
Demam
pada suhu tubuh yang rendah yang dapatdisebabkan oleh virus influenza,
adenovirus ataupun infeksibakteri.
·
Adanya
ronchii
·
Skin
rash dijumpai pada sekitar 25% kasus.
Diagnosis
bronkhitis dilakukan dengan cara: Tes C- reactive protein(CRP) dengan
sensitifitas sebesar 80-100%, namun hanya menunjukkan 60-70% spesifisitas dalam
mengidentifikasi infeksi bakteri. Metode diagnosis lainnya adalah pemeriksaan
sel darah putih, dimana dijumpai peningkatan pada sekitar 25% kasus. Pulse
oksimetri, gas darah arteri dan tes fungsi paru digunakan untuk mengevaluasi
saturasi oksigen di udara kamar. Pewarnaan Gram pada sputum tidak efektif dalam
menentukan etiologi maupun respon terhadap terapi antibiotika.
Penyebab bronkhitis
akut umumnya virus seperti rhinovirus, influenza A dan B,
coronavirus, parainfluenza, dan respiratory synctial virus (RSV).
Ada pula bakteri atypical yang menjadi
penyebab bronkhitis yaitu Chlamydia pneumonia
ataupun Mycoplasma pneumonia yang
sering dijumpai pada anak-anak, remaja dan dewasa. Bakteri atypical sulit
terdiagnosis, tetapi mungkin menginvasi pada sindroma yang lama yaitu
lebih dari 10 hari. Penyebab bronkhitis kronik berkaitan dengan penyakit
paru obstruktif, merokok, paparan terhadap debu,polusi udara, infeksi bakteri.
5.1.2. FAKTOR
RISIKO
Penularan
bronkhitis melalui droplet. Faktor risiko terjadinya bronkhitis adalah sebagai
berikut:
•Merokok
•Infeksi sinus
dapat menyebabkan iritasi pada saluranpernapasan atas dan menimbulkan batuk
kronik
•Bronkhiektasi
•Anomali saluran
pernapasan
•Foreign bodies
•Aspirasi berulang
5.1.3.
KOMPLIKASI
Komplikasi
jarang terjadi kecuali pada anak yang tidak sehat. Komplikasi meliputi antara
lain PPOK, bronkhiektasis, dilatasi yang bersifat irreversible dan destruksi
dinding bronkhial.
5.2. RESISTENSI
Resistensi
dijumpai pada bakteri-bakteri yang terlibat infeksi nosokomial yaitu dengan
dimilikinya enzim β-laktamase. Hal ini dijumpai pada H.influenzae,M.
catarrhalis, serta S. Pneumoniae. Untuk mengatasi hal ini, makahendaknya
antibiotika dialihkan kepada amoksisilin-klavulanat, golongan makrolida atau
fluoroquinolon
5.3. TERAPI
5.3.1. OUTCOME
Tanpa adanya komplikasi yang berupa super
infeksi bakteri,bronkhitis akut akan sembuh dengan sendirinya, sehingga
tujuan penatalaksanaan hanya memberikan kenyamanan pasien, terapi dehidrasi dan
gangguan paru yang ditimbulkannya. Namun pada bronkhitis kronik ada dua tujuan
terapi yaitu: pertama, mengurangi keganasan gejala kemudian
yang kedua menghilangkan eksaserbasi dan untuk mencapai interval
bebas infeksi yang panjang.
5.3.2. TERAPI
POKOK
Terapi antibiotika pada bronkhitis akut
tidak dianjurkan kecuali bila disertai demam dan batuk yang menetap lebih dari
6 hari, karena dicurigai adanya keterlibatan bakteri saluran napas seperti S.
pneumoniae, H. Influenzae
Untuk batuk yang menetap > 10 hari
diduga adanya keterlibatan Mycobacterium
pneumonia sehingga penggunaan
antibiotika disarankan. Untuk anak dengan batuk > 4 minggu harus menjalani pemeriksaan
lebih lanjut terhadap kemungkinan TBC, pertusis atau sinusitis. Antibiotika
yang dapat digunakan lihat tabel 5.1, dengan lama terapi 5-14 hari sedangkan pada bronkhitis
kronik optimalnya selama 14 hari. Pemberian antiviral amantadine
dapat berdampak memperpendek lama sakit bila diberikan dalam 48 jam setelah
terinfeksi virus influenza A.
5.3.3. TERAPI PENDUKUNG
•Stop rokok,
karena rokok dapat menggagalkan mekanismepertahanan tubuh
•Bronkhodilasi
menggunakan salbutamol, albuterol.
•Analgesik atau
antipiretik menggunakan parasetamol,NSAID.
•Antitusiv, codein
atau dextrometorfan untuk menekan batuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar