Transfer Obat
Melalui Plasenta
Umumnya obat-obat yang
digunakan wanita hamil dapat melintasi plasenta dan memberikan pemaparan pada
embrio dan janin terhadap efek farmakologi dan teratogennya. Faktor yang mempengaruhi transfer obat melalui
plasenta dan efek obat pada janin :
1.
Sifat fisiko kimia obat
2.
Kecepatan obat melintasi plasenta dan jumlah obat
yang sampai pada janin
3.
Lama pemaparan obat
4.
Distribusi dalam jaringan yang berbeda
5.
Tahap perkembangan plasenta dan janin pada waktu
pemaparan obat
6.
Efek kombinasi obat
Obat yang melewati plasenta tergantung pada kelarutan lipid dan
derajat ionisasi obat. Obat lipofilik
cenderung berdifusi dengan mudah melintasi plasenta dan masuk sirkulasi janin
sedangkan obat yang terionisasi melintasi plasenta secara
lambat dan memiliki konsentrasi sangat rendah pada janin.
Berat molekul obat juga mempengaruhi
kecepatan transfer dan jumlah obat yang ditransfer melintasi plasenta. Obat-obat dengan berat molekul 250-500 dapat melintasi
plasenta dengan mudah, obat dengan berat molekul 500-1000 lebih sulit melewati
plasenta, dan obat dengan berat molekul lebih dari 1000 sangat sulit melintasi
plasenta.
Faktor yang
menyebabkan cacat ada 2 kelompok yaitu (Yatim,
1996;William,1995) :
1.
Faktor
genetik
-
Mutasi,
yakni perubahan pada susunan nukleotida gen (DNA). Mutasi yang menimbulkan alel
cacat yang mungkin dominan, kurang dominan atau resesif, contoh ; kelainan pada
jari yang berlebih atau berkurang,
hemofilia.
-
Aberasi,
yakni perubahan pada susunan kromosom, contoh berbagai macam turunan seperti
sindroma down, turner, edward.
2.
Faktor
lingkungan
-
Infeksi
Cacat
dapat terjadi pada janin induk yang terkena infeksi terutama virus, penyakit
infeksi virus ialah :
§
Campak
jerman oleh rubella, kasus ini mempengaruhi mata, jantung, telinga dan
langit-langit, sehingga dikenal istilah sindroma rubella ; kelainan mata,
jantung, tuli waktu lahir.
§
CMV
(Citomegalovirus) yang menginfeksi ibu yang sedang hamil, bayinya akan jadi
tuli, kelainan hati dan keterbelakangan mental.
§
Toxoplasmosis
dan sipilis juga dapat menimbulkan cacat pada janin seperti buta, tuli,
gangguan jantung, microphtalmia (mata kecil), microcephaly (otak kecil),
hydrocepalus (penimbunan cairan otak) dan keterbelakangan mental.
-
Obat
Berbagai
macam obat yang diminum ibu pada waktu hamil dapat menimbulkan cacat pada
janinnya, contoh obat terkenal yang menimbulkan cacat ialah :
§
Thalidomid,
untuk obat penenang dan pusing, jika ibu meminumnya ketika hamil muda maka
janinnya memiliki anggota badan yang pendek.
§
Aminopterin,
antagonis terhadap asam folat, dipakai untuk menggugurkan janin, tapi jika
gagal bersifat teratogen.
-
Radiasi
Ibu hamil yang diradiasi sinar-X (untuk terapi dan
diagnosa) ada yang melahirkan bayi cacat pada otak.
-
Defisiensi
Ibu yang defisiensi vitamin atau hormon dapat menimbulkan
cacat pada janin yang dikandung, seperti defisiensi vitamin A menyebabkan cacat
pada mata.
-
Emosi
Sumbing dan celah pada langi-langit, dapat disebabkan
oleh emosi ibu bila terjadi pada minggu 7 sampai 10 kehamilan. Emosi itu
mungkin lewat hormon. Stres psikis ibu membuat kortex adrenal hiperaktif
sehingga produksi hidrokortison menjadi tinggi. Hormon ini, dari hasil
eksperimen pada mencit menginduksi terjadinya celah pada langit-langit.
-
Kelainan
maternal, contoh : diabetes, hipertermia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar