Radikal Bebas
Pengertian Radikal Bebas
Radikal bebas
adalah suatu atom atau molekul yang mempunyai satu atau lebih elektron yang
tidak berpasangan, sebagai contoh : Superoksida (O2•),
Hidroksil (OH•). Senyawa radikal bebas ini timbul akibat berbagai
proses kimia kompleks yang berlangsung didalam tubuh (Reynertson, 2007) yakni
berupa hasil sampingan dari proses oksidasi atau pembakaran sel yang
berlangsung pada waktu bernapas, metabolisme sel, olahraga berlebihan,
peradangan, atau pada saat tubuh terpapar polusi lingkungan seperti asap kendaraan
bermotor, asap rokok, bahan pencemar serta radiasi matahari (Machlin, 1992).
Radikal bebas bersifat tidak stabil
sehingga untuk menjadi stabil ia cenderung mengambil elektron dari molekul
lain, dan hal ini akan menimbulkan radikal baru terhadap molekul yang
elektronnya diambil. Oleh karena itu reaksi radikal bebas cenderung berupa
reaksi berantai, yang dapat mengakibatkan kerusakan sel bahkan dalam keadaan
yang parah dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
Sumber Radikal Bebas
Radikal bebas dapat terbentuk melalui
dua cara :
1.
Secara endogen sebagai respon normal
dari rantai peristiwa kimia dalam tubuh yakni berupa hasil sampingan dari
proses. Dalam jumlah tertentu dapat diredam oleh sistem antioksidan alami yang
ada didalam tubuh sebagai pertahanan endogen.
2.
Secara eksogen radikal bebas didapat
dari polusi udara, asap rokok, radiasi sinar matahari, pestisida, pengawet pada
makanan serta obat-obatan.
Tipe Radikal Bebas Dalam Tubuh
Radikal bebas terdapat dalam tubuh adalah radikal derivat dari oksigen yang
disebut kelompok oksigen reaktif (reactive oxygen species/ROS), termasuk
didalamnya adalah tunggal (singlet/1O2), anion
superoksida (O2-), radikal hidroksil (-OH), nitrit oksida (NO-), peroksinitrit
(ONOO-), asam hipoklorus (HOCl), dan hidrogen peroksida (H2O2)
(Araujo, et al., 1998).
Kelompok oksigen reaktif
|
|
O2·
|
Radikal Superoksida (Superoxide radical)
|
·OH
|
Radikal hidroksil (Hydroxyl radical)
|
ROO·
|
Radikal peroksil (Peroxyl
radical)
|
H2O2
|
Hydrogen peroksida (Hydrogen peroxide)
|
1O2
|
Oksigen tunggal (Singlet oxygen)
|
NO·
|
Nitrit oksida (Nitric oxide)
|
ONOO
|
Nitrit peroksida (Peroxynitrite)
|
HOCl
|
Asam hipoklor (Hypochlorous acid)
|
Tabel I. Radikal bebas biologis
Tahap-tahap Reaksi Radikal Bebas
Reaksi
radikal bebas dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :
1. Tahap inisiasi, yaitu tahapan yang
menyebabkan terbentuknya radikal bebas
RH R• + H•
2. Tahap propagasi, yaitu tahap dimana
radikal bebas cenderung bertambah banyak dengan membuat reaksi rantai dengan
molekul lain
R• + O2 ROO•
ROO• + RH R• + ROOH
3. Tahap terminasi, yaitu apabila terjadi
reaksi antara radikal bebas dengan radikal bebas lain atau reaksi antara radikal
bebas dengan senyawa pembasmi
radikal sehingga
membentuk produk yang non radikal.
R• + R• R : R
Antioksidan
Pengertian Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa yang dapat
mencegah terjadinya oksidasi. Dalam arti khusus antioksidan adalah zat yang
dapat menunda atau mencegah terjadinya reaksi autooksidasi radikal bebas dalam
oksidasi lipid (Trilaksani, 2003).
Antioksidan
merupakan bahan-bahan yang dapat membantu, mencegah atau memperlambat
pengrusakan oleh radikal bebas. Dalam makanan yang mengandung lemak,
antioksidan ditambahkan untuk mencegah terjadinya reaksi oksidasi yang dapat
menyebabkan penurunan mutu dan pembentukan citarasa serta warna yang tidak
dikehendaki. Antioksidan
digunakan untuk melindungi komponen makanan yang bersifat tidak jenuh
(mempunyai ikatan rangkap), terutama minyak. Antioksidan dapat pula digunakan
untuk melindungi komponen-komponen lain seperti vitamin dan pigmen yang juga
banyak mengandung ikatan rangkap didalam strukturnya (Trilaksani, 2003).
Penggolongan Antioksidan
Ada dua macam antioksidan dalam tubuh
manusia yaitu (Agarwal, Gupta & Sharma, 2005) :
1. Antioksidan
enzimatis
Antioksidan
enzimatis dikenal juga sabagai antioksidan natural. Antioksidan ini
menetralisir kelebihan ROS dan mencegah kerusakan struktur sel. Antioksidan enzimatis
ini meliputi superoksida dismutase, katalase, glutation peroksida dan glutation
peroksidase.
2. Antioksidan
nonenzimatis
Antioksidan
nonenzimatis dikenal sebagai antioksidan sintetis atau makanan suplemen. System
antioksidan kompleks dari tubuh dipengaruhi oleh asupan makanan yang mengandung
vitamin dan mineral, seperti vitamin E, vitamin C, selenium, seng, karoten dan
lain-lain.
Berdasarkan cara kerjanya antioksidan dapat dibagi menjadi
:
1.
Antioksidan
primer
Bekerja dengan cara mencegah pembentukan senyawa radikal
bebas baru. Ia mengubah radikal bebas yang sudah ada menjadi molekul yang
kurang dampak negatifnya sebelum radikal bebas ini sempat bereaksi. Contoh :
enzim SOD yang berfungsi sebagai pelindung hancurnya sel-sel dalam tubuh serta
mencegah proses peradangan akibat radikal bebas.
2.
Antioksidan
sekunder
Bekerja dengan cara menangkap senyawa radikal serta mencegah
terjadinya reaksi berantai. Contoh : asam askorbat, α-tokoferol, β-caroten.
3.
Antioksidan
tersier
Bekerja memperbaiki kerusakan sel –sel dan jaringan yang
disebabkan radikal bebas. Contoh : enzim yang memperbaiki DNA pada inti sel
adalah metionin sulfoksida reduktase. Adanya enzim-enzim perbaikan DNA ini
berguna untuk mencegah penyakit kanker.
Ketidakseimbangan
antara radikal bebas (prooksidan) dan antioksidan yang dipicu oleh kurangnya
antioksidan dan kelebihan produksi radikal bebas disebut stres oksidatif.
Keadaan stres oksidatif membawa pada kerusakan oksidatif mulai dari tingkat
sel, jaringan hingga organ tubuh, meyebabkan terjadinya percepatan proses
penuaan dan munculnya penyakit. Berbagai
penyakit yang telah diteliti dan diduga kuat berkaitan dengan aktivitas radikal
bebas diantaranya adalah stroke, asma, diabetes mellitus, berbagai penyakit
radang usus, aterosklerosis, hipertensi, parkinson hingga AIDS (Sauriasari,
2006). Stres oksidatif juga meningkat pada ibu hamil yang mengkonsumsi alkohol
yang bisa mengakibatkan perkembangan janin yang tidak normal dengan berat lahir
yang rendah dan bahkan dapat menyebabkan kematian janin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar