SINUSITIS
Sinusitis merupakan peradangan pada mukosa
sinus paranasal. Peradangan ini banyak dijumpai pada anak dan dewasa yang
biasanya didahului oleh infeksi saluran napas atas. Sinusitis dibedakan menjadi
sinusitis akut
yaitu infeksi pada sinus paranasal sampai
dengan selama 30 hari baik dengan gejala yang menetap maupun berat. Gejala yang menetap yang dimaksud adalah
gejala seperti adanya keluaran dari hidung, batuk di siang hari yang akan bertambah
parah pada malam hari yang bertahan selama 10-14 hari, yang dimaksud dengan
gejala yang berat adalah di samping adanya sekret yang purulen juga disertai
demam (bisa sampai 39ºC) selama 3-4 hari.
sinusitis
subakut
dengan gejala yang menetap selama 30-90 hari.
Sinusitis berulang adalah sinusitis yang terjadi minimal sebanyak 3 episode dalam
kurun waktu 6 bulan atau 4 episode dalam 12 bulan
Sinusitis
kronik
didiagnosis
bila gejala sinusitis terus berlanjut hingga lebih dari 6 minggu.
Sinusitis
bakteri dapat pula terjadi sepanjang tahun oleh karena sebab selain virus,
yaitu adanya obstruksi oleh polip, alergi, berenang, benda asing, tumor dan
infeksi gigi. Sebab lain adalah immunodefisiensi, abnormalitas sel darah putih
dan bibir sumbing.
3.1. ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
3.1.1. TANDA,
DIAGNOSIS & PENYEBAB
Tanda lokal sinusitis adalah hidung
tersumbat, sekret hidung yang kental berwarna hijau kekuningan atau jernih, dapat
pula disertai bau, nyeri tekan pada wajah di area pipi, di antara kedua mata
dan di dahi. Tanda umum terdiri dari batuk, demam tinggi, sakit
kepala/migraine, serta menurunnya nafsu makan, malaise.
Penegakan
diagnosis
adalah melalui pemeriksaan klinis THT,
aspirasi sinus yang dilanjutkan dengan kultur dan dijumpai lebih dari 104/ml
koloni bakteri,
pemeriksaan x-ray dan CT scan (untuk kasus kompleks).
Sinusitis viral dibedakan dari sinusitis bakteri bila gejala menetap lebih dari
10 hari atau gejala memburuk setelah 5-7 hari. Selain itu sinusitis virus
menghasilkan demam menyerupai sinusitis bakteri namun kualitas dan warna sekret
hidung jernih dan cair
Sinusitis bakteri akut umumnya berkembang
sebagai komplikasi dari infeksi virus saluran napas atas. Bakteri yang paling
umum menjadi penyebab sinusitis akut adalah Streptococcus
pneumonia, Haemophilus influenzae Dan Moraxella
catarrhalis. Patogen yang menginfeksi pada sinusitis kronik sama seperti
pada sinusitis akut dengan ditambah adanya keterlibatan bakteri anaerob dan S. aureus
3.1.2.
PENULARAN DAN FAKTOR RISIKO
Penularan sinusitis adalah melalui kontak
langsung dengan penderita melalui udara. Oleh karena itu untuk mencegah
penyebaran sinusitis, dianjurkan untuk memakai masker (penutup hidung), cuci tangan
sebelum dan sesudah kontak dengan penderita. Faktor predisposisi sinusitis
adalah sebagai berikut :
Ø ISPA yang disebabkan oleh virus
Ø Rhinitis oleh karena alergi maupun
non-alergi
Ø Obstruksi nasal
Ø Pemakaian “nasogastric tube”
3.1.3.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang
timbul akibat sinusitis yang tidak tertanganidengan baik adalah :
·
Meningitis
·
Septikemia
Sedangkan
pada sinusitis kronik dapat terjadi kerusakan mukosa sinus, sehingga memerlukan
tindakan operatif untuk menumbuhkan kembali mukosa yang sehat.
3.2. RESISTENSI
Resistensi yang
terjadi pada sinusitis umumnya disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae
yang
menghasilkan enzim beta-laktamase, sehingga resisten terhadap penicillin,
amoksisilin, maupun kotrimoksazol. Hal ini diatasi dengan memilih preparat
amoksisilin-klavulanat atau fluoroquinolon.
3.3. TERAPI
3.3.1. OUTCOME
Membebaskan
obstruksi, mengurangi viskositas sekret, dan mengeradikasi kuman
3.3.2. TERAPI
POKOK
Terapi
pokok meliputi pemberian antibiotika dengan lama terapi 10-14 hari , kecuali bila menggunakan azitromisin. Secara rinci
antibiotika yang dapat dipilih tertera pada tabel 3.1. Untuk gejala yang
menetap setelah 10-14 hari maka antibiotika dapat diperpanjang hingga 10-14
hari lagi. Pada kasus yang kompleks diperlukan tindakan operasi.
3.3.3. TERAPI PENDUKUNG
Terapi
pendukung terdiri dari pemberian analgesik dandekongestan. Penggunaan
antihistamin dibenarkan pada sinusitis yang disebabkan oleh alergi namun perlu diwaspadai bahwa antihistamin
akan mengentalkan sekret. Pemakaian dekongestan topikal dapat mempermudah
pengeluaran sekret, namun perlu diwaspadai bahwa pemakaian lebih dari lima hari
dapat menyebabkan penyumbatan berulang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar