Antibiotik
Definisi
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan
oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat membunuh atau menghambat
pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya terhadap manusia relatif kecil.
Definisi lain menyebutkan bahwa antibiotik merupakan obat yang digunakan untuk membasmi
mikroba penyebab infeksi pada manusia, yang harus memiliki sifat toksisitas
yang selektif, artinya obat tersebut bersifat toksik pada mikroba, tetapi tidak
toksik pada tuan rumah atau manusia.
Penggolongan
Antibiotik
Antibiotik digolongkan berdasarkan :
·
struktur
kimia,
·
spektrum
kerja,
·
mekanisme
kerja
Struktur
Kimia
Berdasarkan struktur
kimianya, antibiotik dapat digolongkan menjadi
beberapa macam, yaitu :
a.
Golongan
Aminoglikosida
Diantaranya
amikasin, dibekasin, gentamisin, kanamisin, neomisin, netilmisin, paromomisin,
sisomisin, streptomisin, tobramisin.
b.
Golongan
Beta-Laktam
Diantaranya
golongan karbapenem (imipenem, meropenem), golongan sefalosporin (sefaleksin,
sefazolin), golongan beta-laktam monosiklik, dan golongan penisilin (penisilin
dan amoksisilin).
c.
Golongan
Glikopeptida
Diantaranya vankomisin, teikoplanin,
ramoplanin dan dekaplanin.
d.
Golongan
Poliketida
Diantarnya golongan makrolida
(eritromisin, azitromisin), golongan ketolida (telitromisin), golongan
tetrasiklin (doksisiklin, klortetrasiklin).
e.
Golongan
Polimiksin
Diantaranya polimiksin dan kolistin.
f.
Golongan
Kinolon
Diantaranya ofloksasin, norfloksasin.
g.
Golongan
Sulfonamid
Diantaranya kotrimoksazol dan
trimetoprim.
h.
Antibiotika
lain yang penting, seperti kloramfenikol, klindamisin dan asam fusidat (Surini,
2006).
Spektrum Kerja
Berdasarkan
spektrum kerjanya, antibiotik digolongkan menjadi :
§ Antibiotik berspektrum luas (broad
spectrum)
yaitu antibiotik yang sekaligus dapat
menghambat atau memusahkan bakteri gram positif, gram negatif. Contohnya :
sefalosporin (Surini, 2006).
§ Antibiotik berspektrum sempit (narrow
spectrum)
yaitu antibiotik yang hanya menghambat
bakteri gram negatif atau gram positif. Contohnya : penisilin (Surini, 2006).
Mekanisme
Kerja
Berdasarkan
mekanisme kerjanya, antibiotik digolongkan menjadi :
1.
Antibiotik
yang menghambat sintesis dinding sel mikroba
Antibiotik ini bekerja dengan cara
mencegah digabungkannya asam Nasetilmuramat, yang dibentuk didalam sel, ke
dalam struktur mukopeptida yang biasanya memberi bentuk kaku pada dinding sel
bakteri. Oleh karena tekanan osmotik dalam sel kuman lebih tinggi daripada
diluar sel maka kerusakan dinding sel kuman akan menyebabkan terjadinya lisis,
yang merupakan dasar efek bakterisidal pada kuman yang peka. Contoh :
penisilin, sefalosporin, basitrasin,
amoksisilin (Setiabudy dan Ganiswarna, 1995).
2.
Antibiotik
yang menggangu metabolisme sel mikroba
Untuk kelangsungan hidupnya, mikroba
membutuhkan asam folat. Kerja antibiotik ini adalah berkompetisi dengan zat
pemula asam folat yaitu asam para amino benzoat (PABA) yang akan digunakan oleh
mikroba tersebut. Dengan demikian yang terbentuk adalah analog dari asam folat yang
mengakibatkan kehidupan mikroba akan terganggu. Contoh : sulfonamid,
trimetoprim, asam p-aminosalisilat (PAS) dan sulfon (Setiabudy dan Ganiswarna,
1995).
3.
Antibiotik
yang menghambat sintesis asam nukleat
Antibiotik yang termasuk dalam kelompok
ini adalah rifampisin dan golongan kuinolon. Rifampisin berikatan dengan enzim
polimerase RNA (pada subunit) sehingga menghambat sintesis RNA dan DNA oleh
enzim tersebut. Sedangkan golongan kuinolon menghambat enzim DNA girase pada
kuman, yang fungsinya menata kromosom yang sangat panjang menjadi bentuk spiral
hingga bisa muat dalam sel kuman yang kecil
(Setiabudy dan Ganiswarna, 1995).
4.
Antibiotik
yang menghambat sintesa protein
Untuk kehidupannya, sel mikroba perlu
mensintesis berbagai protein. Sintesis protein berlangsung di ribosom, dengan
bantuan mRNA dan tRNA. Pada bakteri, ribosom terdiri dari dua sub unit, yaitu
ribosom 30S dan 50S. Untuk berfungsi pada sintesis protein, kedua komponen ini
akan bersatu pada pangkal rantai mRNA menjadi ribosom 70S. Penghambatan sintesis
protein terjadi dengan berbagai cara. Misalnya : streptomisin berikatan dengan
komponen ribosom 30S dan menyebabkan kode pada mRNA salah dibaca oleh tRNA pada
waktu sintesis protein. Akibatnya akan terbentuk protein yang abnormal dan
nonfungsional pada sel mikroba. Contoh : golongan aminoglikosida, makrolid,
linkomisin, tetrasiklin dan kloramfenikol (Setiabudy dan Ganiswarna, 1995).
Semoga Bermanfaat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar