Apakah Hepatitis Itu?
Hepatitis berarti radang atau pembengkakan hati. Hepatitis bisa disebabkan oleh virus, alkohol, narkoba, obat-obatan (termasuk obat yang diresepkan), atau racun.
Hepatitis berarti radang atau pembengkakan hati. Hepatitis bisa disebabkan oleh virus, alkohol, narkoba, obat-obatan (termasuk obat yang diresepkan), atau racun.
Hepatitis merupakan penyakit yang sangat umum, yang dapat terjadi bahkan pada orang yang sistem kekebalannya baik. Hepatitis juga bisa mengakibatkan goresan hati (sirosis) dan gagalnya fungsi hati, yang bisa mematikan. Banyak kasus hepatitis tidak diobati karena dikira hanya serangan flu biasa. Gejala hepatitis yang paling umum adalah nafsu makan hilang, kelelahan, demam, pegal sekujur tubuh, mual dan
muntah serta nyeri pada perut. Pada kasus yang parah dapat terjadi air seni yang berwarna gelap, buang air besar yang berwarna pucat, dan kulit serta mata yang menguning (disebut ikterus atau jaundice). Dokter akan memeriksa darah kita untuk melihat apakah hati kita bekerja normal. Tes fungsi hati tersebut mencakup pengukuran kadar bahan kimia tertentu, seperti bilirubin, AST/SGOT dan ALT/SGPT. Kadar zat-zat ini yang sangat tinggi dalam darah mungkin tanda hepatitis. Lihat LI 107 untuk informasi lebih lanjut mengenai tes fungsi hati. Tes darah juga dapat digunakan untuk mencari virus penyebab hepatitis. Adakalanya contoh sel hati diambil dengan memakai jarum (biopsi) dan diperiksa untuk menemukan tandatanda infeksi.
Hepatitis Virus
Para ilmuwan mengetahui tujuh virus yang bisa menyebabkan hepatitis. Ini disebut virus hepatitis A, B, C, D, E, F dan G, atau HAV, HBV, dan seterusnya. Lebih dari 90% kasus hepatitis disebabkan HAV, HBV dan HCV. Hepatitis virus bisa akut atau kronis. Akut berarti kita sakit selama beberapa minggu, tapi kemudian pulih. Hepatitis kronis berarti hati kita mungkin sudah terkena radang selama enam bulan atau lebih. Hepatitis kronis menetap di tubuh kita; kita dapat menulari orang lain, dan penyakit kita bisa menjadi aktif lagi. HAV dan HEV merupakan penyakit akut dan tidak pernah menjadi kronis. Keduanya menular melalui kontak dengan tinja, baik secara langsung atau pun melalui makanan yang tersentuh oleh tangan yang tercemar.
HBV merupakan virus hepatitis yang paling umum. Infeksi ini bisa ditularkan di antara anggota keluarga, melalui hubungan seks, atau kontak dengan darah yang terinfeksi. Di AS, HBV bisa berkembang menjadi kronis pada kurang- lebih 7 persen Odha yang terinfeksinya. Angka ini lebih rendah daripada yang dulu. Penurunan ini sebagian diakibatkan oleh vaksinasi terhadap HBV. Hal ini juga adalah akibat dari penggunaan terapi kombinasi oleh Odha, terutama dengan 3TC (LI 424) yang juga efektif terhadap HBV. HBV jauh lebih berbahaya pada orang yang juga terinfeksi HIV. HCV biasanya ditularkan melalui kontak dengan darah atau jarum yang tercemar.
HCV bisa sangat ringan atau sama sekali tidak menunjukkan gejala, tetapi bisa menyebabkan kerusakan hati yang parah pada kurun waktu sepuluh tahun setelah infeksi awal. Hampir semua orang yang terinfeksi HCV terus menerus bisa menulari orang lain. HDV hanya muncul pada orang dengan HBV. Penyakit pada orang yang terinfeksi HDV menjadi lebih parah dibandingkan orang yang hanya terinfeksi HBV. HFV sangat jarang dan belum dipahami dengan baik, bahkan ada para ilmuwan yang berpendapat bahwa HFV tidak ada. HGV sebetulnya lebih benar disebut sebagai virus GBV-C. Tampaknya, virus ini tidak menyebabakan penyakit. Infeksi GBV-C adalah umum pada Odha. Satu laporan memberi kesan bahwa infeksi dengan GBV-C mungkin memperlambat perkembangan penyakit HIV. Namun Odha yang mengeluarkan infeksi GBV-C mengalami hasil yang lebih buruk.
Cara terbaik untuk mencegah virus hepatitis adalah dengan menjaga kebersihan dan menghindari hubungan langsung dengan darah orang yang terinfeksi. Kondom dapat membantu mencegah penularan HBV melalui hubungan seks. Selain itu, ada vaksin yang dapat melindungi terhadap HAV dan HBV. Belum ada pengobatan yang efektif untuk HAV dan HEV, tapi kedua penyakit ini biasanya cepat sembuh. Interferon- alfa dan dua obat anti-HIV—3TC dan FTC—tampaknya membantu mengobati HBV dan HDV. Pada September 2002, Adefovir dipivoxil (Hepsera®) disetujui di AS untuk mengobati HBV. LI 506 memberi informasi lebih lanjut mengenai obat untuk HCV. Ada beberapa obat baru yang diuji-coba untuk melawan HIV yang tampaknya juga dapat digunakan untuk mengobati HBV, HCV dan HDV.
Tipe Hepatitis Lain
Hepatitis yang disebabkan oleh alkohol, narkoba, obat-obatan, atau pun racun mengakibatkan gejala yang sama seperti hepatitis virus. Tugas hati adalah untuk menguraikan zat-zat yang terdapat dalam darah, dan beban dapat menjadi terlalu berat. Beberapa obat yang digunakan untuk memerangi HIV atau pun penyakit terkait AIDS bisa mengakibatkan hepatitis. Begitu juga dengan asetaminofen (nama merek antara lain Bodrex® dan Panadol®), obat penawar nyeri yang umum. Pengobatan yang paling baik untuk tipe hepatitis ini adalah menghentikan penggunaan alkohol, narkoba atau obatobatan yang mengganggu hati. Jika hepatitis disebabkan oleh infeksi oportunistik (OI) yang terkait AIDS maka OI itu harus ditangani agar hati bisa sembuh.
Masalah Pengobatan
Hati harus berfungsi dengan baik agar dapat menguraikan sebagian besar obatobatan. Obat yang tidak menyebabkan gangguan apa pun pada waktu hati kita sehat dapat membuat kita sakit parah bila kita mengalami hepatitis. Ini juga berlaku untuk alkohol, aspirin, jamujamuan, dan narkoba. Sebaiknya kita mengetahui dokter mengenai semua obat atau pun suplemen yang kita gunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar