FARINGITIS
Faringitis adalah peradangan pada mukosa
faring dan sering meluas ke jaringan sekitarnya. Faringitis biasanya
timbul bersama-sama dengan tonsilitis, rhinitis dan laryngitis. Faringitis
banyak diderita anak-anak usia 5-15 th di daerah dengan iklim panas. Faringitis
dijumpai pula pada dewasa yang masih memiliki anak usia sekolah atau bekerja di
lingkungan anak-anak.
4.1. ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
4.1.1. TANDA,
DIAGNOSIS & PENYEBAB
Faringitis mempunyai karakteristik yaitu
demam yang tiba-tiba, nyeri tenggorokan, nyeri telan, adenopati servikal,
malaise dan mual. Faring, palatum, tonsil berwarna kemerahan dan tampak adanya
pembengkakan. Eksudat yang purulen mungkin menyertai peradangan. Gambaran leukositosis
dengan dominasi neutrofil akan dijumpai. Khusus untuk faringitis oleh
streptococcus gejala yang menyertai biasanya berupa demam tiba-tiba yang
disertai nyeri tenggorokan, tonsillitis eksudatif, adenopati servikal anterior,
sakit kepala, nyeri abdomen, muntah, malaise, anoreksia,dan rash atau
urtikaria.
Faringitis didiagnosis dengan cara
pemeriksaan tenggorokan, kultur swab tenggorokan. Pemeriksaan kultur
memiliki sensitivitas 90-95% dari diagnosis, sehingga lebih diandalkan sebagai
penentu penyebab faringitis yang diandalkan.
Faringitis
yang paling umum disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes
yang merupakan Streptocci Grup A hemolitik. Bakteri lain yangmungkin
terlibat adalah Streptocci Grup C, Corynebacterium diphteriae, Neisseria
Gonorrhoeae. Streptococcus Hemolitik Grup A hanya dijumpai pada 15-30% dari
kasus faringitis pada anak-anak dan 5-10% pada faringitis dewasa.
Penyebab
lain yang banyak dijumpai adalah nonbakteri,yaitu virus-virus saluran napas
seperti adenovirus, influenza, parainfluenza,rhinovirus dan respiratory
syncytial virus (RSV). Virus lain yang juga berpotensi menyebabkan faringitis
adalah echovirus, coxsackievirus, herpessimplex virus (HSV). Epstein
barr virus (EBV) seringkali menjadi penyebab faringitis akut yang
menyertai penyakit infeksi lain. Faringitis oleh karena virus dapat merupakan
bagian dari influenza
4.1.2. FAKTOR
RISIKO
Ø Riwayat demam rematik
Ø HIV positif, pasien dengan kemoterapi,
immunosuppressed
Ø Diabetes Mellitus
Ø Kehamilan
Ø Pasien yang sudah memulai antibiotik
sebelum didiagnosis
Ø Nyeri tenggorokan untuk selama lebih dari 5
hari
4.1.3.
KOMPLIKASI
·
Sinusitis
·
Otitis
media
·
Mastoiditis
·
Abses peritonsillar
·
Demam
rematik
·
Glomerulonefritis.
4.2. RESISTENSI
Resistensi
terhadap Streptococcus Grup A dijumpai di beberapa Negara terhadap golongan
makrolida dan azalida, namun tidak terhadap Penicillin
4.3. TERAPI
4.3.1. OUTCOME
Mengatasi
gejala secepat mungkin, membatasi penyebaran infeksiserta membatasi komplikasi.
4.3.2. TERAPI
POKOK
Terapi antibiotika ditujukan untuk
faringitis yang disebabkan oleh Streptococcus Grup A, sehingga penting sekali
untuk dipastikan penyebab faringitis sebelum terapi dimulai. Terapi dengan
antibiotika dapat dimulai lebih dahulu bila disertai kecurigaan yang tinggi
terhadap bakteri sebagai penyebab, sambil menunggu hasil pemeriksaan kultur.
Terapi dini dengan antibiotika menyebabkan resolusi dari tanda dan gejala yang
cepat.
Namun perlu
diingat adanya 2 fakta berikut:
-
Faringitis oleh Streptococcus grup A biasanya sembuh dengan sendirinya, demam
dan gejala lain biasanya menghilang setelah 3-4 hari meskipun tanpa
antibiotika.
-
Terapi dapat ditunda sampai dengan 9 hari sejak tanda pertama kali muncul dan
tetap dapat mencegah komplikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar