UJI BATAS MIKROBA
Uji batas mikroba dilakukan untuk memperkirakan jumlah aerob viable
didalam semua jenis perbekalan farmasi, mulai dari bahan baku hingga sediaan jadi dan untuk menyatakan
perbekalan farmasi tersebut bebas dari spesies mikroba tertentu. Otomatisasi
dapat digunakan sebagai pengganti uji yang akan disajikan dengan ketentuan
bahwa cara tersebut sudah divalidasi sedemikian rupa hingga menunjukkan hasil
yang sama atau lebih baik.
Selama menyiapkan dan melaksanakan pengujian, spesies harus ditangani
secara aseptic, jika dinyatakan lain jika disebut “ inkubasi “, maka yang
dimaksud adalah menempatkan wadah didalam ruangan terkendali secara termostatik
pada suhu antara 300 dan 350 selama 24 hingga 48 jam.
Istilah “ tumbuh “ ditujukan untuk pengertian adanya dan kemungkinan adanya
perkembangan mikroba viable.
UJI PENDAHULUAN
Validasi hasil uji yang akan disajikan disini dalam banyak hal
berdasarkan pada ketentuan yang menunjukkan bahwa specimen uji tidak menghambat
pertumbuhan mikroba yang terdapat dalam specimen uji itu sendiri. Jadi sebagai
uji pendahuluan dilakukan inkulasi secara terpisah enceran specimen uji dengan
biakan viable yang terdiri dari Staphylococcus aureus, Eschericia coli,
Pseudomonas aeruginosa dan salmonella.
Pengujian
dilakukan dengan menambahkan 1 ml dari tidak kurang enceran 10-3
biakan mikroba berumur 24 jam kepada enceran pertama specimen uji ( dalam dapar posfat pH 7.2, media
fluid soybean- casein digest atau media fluid laktosa medium) dan diuji sesuai
prosedur. Jika tidak terdapat pertumbuhan mikroba dimedia bersangkutan maka
pengujian tersebut dinyatakan tidak berlaku dan diperlukan modifikasi prosedur
dengan :
§
Meningkatkan
volume pengencer dengan tetap mempertahankan jumlah bahan uji , atau
§
Menambahkan
zat inaktivator dengan jumlah secukupnya kedalam pengencer, atau
§
Suatu
modifikasi (1) dan (2) sedemikian rupa hingga terdapat pertumbuhan inokulum
Bahan berikut ini adalah contoh dan konsentrasi zat yang dapat
ditambahkan ke dalam media untuk menetralkan zat penghambat yang terdapat
didalam contoh, yaitu lesitin kedelei 0.5 % dan polisorbat 20 4 % sebagai alternative , ulangi pengujian
menggunakan media fluidcasein digest – soybean lecithin – polysorbate 20 untuk
menurunkan netralisasi pengawet atau bahan anti mikroba lainnya didalam contoh.
Jika zat penhambat terdapat
didalam sediaan dan dapat larut, dapat digunakan prosedur yang divalidasi dan
sesuai dengan prosedur uji menggunakan penyaringan membrane yang tertera pada uji sterilitas.
Jika penambahan inaktivasi dan peningkatan volume seperti disebut diatas
masih tidak dapat menumbuhkan mikroba viable dan jika contoh tidak cocok diuji
dengan cara penyaringan membrane maka dapat disimpulkan bahwa kegagalan isolasi
mikroba disebabkan oleh daya bakterisida dari sediaan.
Informasi dapat berguna untuk
menunjukkan bahwa contoh tidak dapat dikontaminasi oleh jenis mikroba yang
digunakan. Pemantauan perlu dilanjutkan untuk menetapkan besarnya daya hambat
dan daya bakterisida dari bahan tersebut.
Larutan Dapar dan Media
Media biakan dapat dibuat seperti
disebut dibawah ini / media biakan dehidrat dapat digunakan jika setelah
direkontruksi sesuai petunjuk produsen / distributor memiliki bahan yang
sebanding dan atau menhasilkan media yang sama dengan media yang menggunakan
formula seperti disebut dibawah ini.
Pada pembuatan media yang
menggunakan formula yang tersebut dibawah ini, larutkan bahan padatyang dapat
larut dalam air, jika perlu panaskan hingga larut sempurna dan tambahkan
larutan HCl atau NaOH secukupnya hingga diperoleh media dengan pH yang
diinginkan, jika sudah siap digunakan tetapkan pH pada suhu 250±20.
Jika pada formula disebut agar, gunakan agar
dengan kadar air tidak lebih dari 15% dan jika disebut air maka gunakan air
murni.
Larutan Dapar Posfat Ph 7,2
Larutkan 34 g kalium posfat monobasa P dalam 500 ml air dalam labu
tentukur – 1000 ml, tambahkan ±175ml NaOH 1 N hingga pH 7,2 ± 0,1. Tambahkan air sampai tanda dam campur,
masukkan dalam beberapa wadah dan sterilkan. Simpan dalam lemari pendingin.
Sebelum digunakan
encerkan 1 bagian larutan dengan 800 bagian air dan sterilkan.
Media
Jika tidak dinyatakan lain, media harus
disterilkan dengan pemanasan dalam otoklaf. Waktu paparan tergantung pada
volume yang disterilkan .
Media FCDLSP (fluid casein digest – soy lecithin –
polysorbate 20 medium).
Digesti pankreatik kasein P 20 g
Lesitin kedele 5 g
Polisorbate 20 p 40 ml
Air 960
ml
Larutkan digesti pankreatik kasein P
dan lesitin kedele dalam 960 ml air,panaskan dalam tangas air pada suhu 48
sampai 500C selama kurang lebih30 menit hingga larut. Tambahkan 40
ml polisorbate 20 p , campur dan masukkan dalam wadah sesuai yang dikehendaki.
Media SCDA ( soybean – casein digest agar medium )
Digesti pankreatik
kasein p 15 g
Digesti
papaiktepung kedele p 5 g
Natrium klorida p
5 g
Agar p 15
g
Air 1000
ml
pH setelah sterilisasi 7.3 ± 0.2
Media FSCD (Fluid
Soybean Casein Digest medium)
Siapkan seperti pembuatan Soybean
casein digest Medium seperti yang tertera pada uji sterilitas
Media MSA (
Mannitol – Soybean Agar medium)
Digesti
pankreatik kasein p 5 g
Digesti
papaiktepung kedele p 5 g
Ekstrak daging p 1 g
D – Manitol p 10
g
Natrium klorida P 75 g
Agar P 15
g
Merah fenol P 0.025
g
Air 1000
ml
Campur, panaskan sambil sering dikocok, dan
didihkan selama 1 menit hingga melarut.
pH setelah sterilisasi 7.4 ± 0.2.
Media BPA (
Baird- Parker Agar Medium )
Digesti
pankreatik kasein p 10 g
Ekstrak daging p 5 g
Ekstrak Ragi P 1
g
Litium Klorida P 5 g
Agar P 20
g
Glisin P 12
g
Natrium piruvat P 10 g
Air 950
ml
Panaskan sambil sering dikocok, dan didihkan
selama 1 menit. Sterilkan , dinginkan sampai suhu antara 45 dan 500C.dan
tambahkan 10 ml larutankalium telurit P steril (1 dalam 100 ) dan 50 ml emulsi
kuning telur. Campur secara hati-hati dan tuang perlahan kedalam cawan. Emulsi
kuning telur telah dibuat sebagai berikut :
Disinfeksi seluruh permukaan telur, Pecahkan telur secara aseptic, dan
pisahkan kuning telur seutuhnya kedalam gelas ukur berskala yang steril. Tambahkan larutan Natrium Klorida P 0,9 %
steril hingga diperoleh perbandingan kuning telur : larutan Natrium Klorida 3 :
7. masukkan kedalam blender sterildan campur dengan kecepatan tinggi selama 5
detik
pH yang didapatkan setelah
sterilisasi 6.8 ± 0.2.
Media VJA (Vogel
– Johnson Agar Medium )
Digesti
pankreatik kasein p 10 g
Ekstrak Ragi P 5
g
Manitol p 10
g
Litium Klorida P 5 g
Kalium fospat
dibasa 5
g
Glisin P 10
g
Agar p 16
g
Merah fenol P 25
ng
Air 1000
ml
Didihkan bahan padat yang telah dilarutkan selama 1 menit. Sterilkan ,
dinginkan hingga suhu antara 45 dan 500C dan tambahkan 20 mllarutan
kalium telurit Psteril (1 dalam 100 )
pHsetelah sterilisasi 7.2 ± 0.2.
Media CETA (
Centrimide Agar Medium )
Digesti
Pankreatik gelatin 20
g
Magnesium klorida
P 1.4
g
Kalium Sulfat P 10
g
Agar P 13.6
g
Setil Trimetil
ammonium bromide P 0.3 g
Gliserin P 10
ml
Air 1000
ml
Larutkan bahan padatdidalam air dan tambahkan
gliserin P. Panaskan sambil sering dikocok dan didihkan selama 1 menit hingga
larut.
pH setelah sterilisasi 7.2 ± 0.2.
Media PAF (Pseudomonas
Agarmedium for detection of flourescin )
Digesti pankreatik
kasein P 10 g
Digesti peptic
jaringan hewan P 10 g
Kalium posfat
dibasa anhidrat 1,5
g
Magnesium sulfat
P (MgSO4. 7H2O) 1,5
g
Gliserin P 10
g
Agar P 15
g
Air 1000
ml
Larutkan semua bahan padat didalam air sebelum
ditambah gliserin P. Panaskan sambil sering dikocok , dan didihkan selama 1 menit
hingga larut.
pH setelah sterilisasi 7.2 ± 0.2.
Media PAP
(Pseudomonas Agar Medium for Detection Pyocianin )
Digesti
pankreatik kasein P 20
g
Magnesium Klorida
anhidrat 1,4 g
Kalium Sulfat
anhidrat 10
g
Gliserin P 10
g
Agar P 15
g
Air 1000
ml
Larutkan semua bahan padat didalam air sebelum
ditambah gliserin P. Panaskan sambil
sering dikocok , dan didihkan selama 1 menit hingga larut.
pH setelah sterilisasi 7.2 ± 0.2.
Media FLM ( Fluid
Lactose Medium )
Ekstrak daging P 3 g
Digesti
pankreatik kasein P 5
g
Laktosa P 5
g
Air 1000
ml
Dinginkan sesegera mungkin setelah
sterilisasi
pH setelah sterilisasi 6,9 ± 0.2
Media FSCM (
Fluid Selenite – Cystine medium )
Digesti
pankreatik kasein P 5
g
Laktosa P 4
g
Natrium Posfat 10
g
Natrium selenit asam 4
g
L- sistin P 10
mg
Air 1000
ml
pH akhir 7.2
± 0.2.
Campur dan panaskan hingga larut.
Panaskan didalam uapair mengalir selama 15 menit. Tidak boleh disterilkan.
Media FTM (Fluid
tethrationate Medium )
Digesti
pankreatik kasein P 10
g
Digesti peptic
jaringan hewan P 10 g
Garam empedu P 1 g
Kalsium karbonat
P 10
g
Natrium tiosulfat P 30 g
Air 1000
ml
Didihkan
larutan bahan padat,pada hari penggunaan tambahkan larutan yang dibuat dengan
melarutkan 5 g Kalium iodide P, dan 6 g iodium P didalam 20 ml air. Kemudian
tambahkan10 ml larutan hijau berlian P(1 dalam 1000) dan campur. Media tidak
boleh dipanaskan sesudah penambahan larutan hijau berlian .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar